Kamis, 07 Agustus 2008

DALANG CILIK

Tri Susanto, Wakil Sumsel di Festival Dalang Bocah Nasional
Kuasai Dalang Sejak Usia 8 tahun

Prestasi gemilang dilakukan Jansen Robertus Tri Susanto, anak ketiga Yohanes Suparso dan Maria Mahdalena. Dia bakal tampil membawabendera Sumsel dalam ajang Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional di Jakarta, 21-23 Juli mendatang. ADE ROSAD - Martapura


SEDERHANA dalam berpenampilan, ramah saat menyapa serta santun manakala berucap. Ciri inilah terlihat terlihat dari sosok anak desa yang jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota. Tri, sapaannya, tinggal di Desa Kuto Mulyo, Rt 01 Rw 01 Kecamatan Semendawai Timur, OKU Timur. Lokasi desanya dikelilingi hamparan sawah dan perkebunan karet atau sekitar 90 km dari Kota Martapura.
Tri yang berusia 13 tahun ini mampu memperagakan wayang selayaknya dalang mumpuni. Kepiawaiannya berdalang membuat dia dipercaya mewakili Sumsel dalam Festival Dalang Bocah tingkat Nasional di Jakarta 21-23 Juli mendatang. Tri yang merupakan satu-satunya utusan Sumsel ini bakal bersaing ketat bersama 32 dalang bocah se-Indonesia. Tak sulit untuk menemui bocah yang berperawakan tinggi dengan kulit hitam manis ini. Apalagi Tri tergolong anak yang pintar bergaul. Wartawan Koran ini kemarin sekitar pukul 09.15 WIB berhasil menemuinya di SMK Xaverius 1 Belitang.
“Bapak bisa ketemu saya langsung saat MOS, kepala sekolah pasti mengizinkannya,’’ ujarnya. Untuk diketahui, kemahiran memainkan wayang merupakan bakat turun menurun. Hanya saja, Tri sudah menguasai keterampilan ini sejak umur 8 tahun saat duduk di bangku kelas 2 SDN Kuto Mulyo. Kakeknya bernama Yusuf Guno Yoso juga merupakan dalang. ‘’Saya sendiri belajar memainkan wayang dari ayah Yohanes Suparso. Dari belajar inilah membuat saya mampu memiliki retorika penyampain yang lugas, padat dan jelas,’’ jelasnya.
Tri mengaku, sudah 40 kali ikut mendalang mendampingi ayahnya saat ada undangan atau hajatan di kawasan Belitang atau luar daerah. ‘’Kalau khusus saya sendiri, baru 3 kali tampil dengan durasi waktu antara 1,5 jam hingga 4 jam lebih,’’ papar Tri.
Dengan membiasakan diri ikut tampil, lanjutnya, memberikan manfaat besar hingga mampu memainkan lakon dalam setiap pertunjukan. “Selain ayah saya. Saya juga dibimbing Pak Katiman hingga sekarang”, tandasnya. Adik kandung Teresia Purwati dan Mekael Dwi Astuti ini mempunyai obsesi ingin menjadi pengusaha sukses.
‘’Karenanya saya sekolah di kejuruan, dengan harapan mampu berkiprah dalam dunia bisnis,’’ ujarnya. Soal keterampilannya memainkan wayang, dirinya mengatakan hal itu bisa dilakoni tanpa harus menyingkirkan cita-citanya.
‘’Saya ingin mengubah hidup untk bias lebih maju,’’ ujarnya. Dalam Festival Dalang Bocah tingkat Nasional, Tri Susanto bakal memainkan lakon Wahyu Mahkuto Romo yang artinya wahyu yang diberikan kepada Arjuna.
Pada ajang yang tergolong langka ini, peserta diharuskan menyampaikan lakon selama 1 jam. “Saya sempat stress juga, sebab lakon yang saya mainkan ini nanti setidaknya berkisar 6 jam. Tapi, panitia minta hanya 1 jam dengan penyampaian yang lengkap,’’ terangnya.
Untuk itulah, dirinya terus berlatih hingga 5 kali dengan Pak Sukiman yang akhirnya mampu mempersingkat waktu menjadi 1 jam sesuai permintaan panitia. Lakon yang nanti akan dimainkan, secara tidak langsung memberikan makna penting dalam kehidupan bermasyarakat yang memiliki seorang pemimpin. Dimana, pemimpin harus bisa mengayomi rakyatnya sebagaiman layaknya seorang Arjuna ketika itu. Dirinya rela mencari wahyu dan petunjuk demi untuk rakyatnya meski harus bertapa di gunung Kuto Runggu atau Solo Giri yang jauh dari keramaian.
Arinya cerita tersebut menggambarkan bahwa kejahatan itu tidak dapat mengalahkan kebaikan. Apapun cara yang akan dilakukannya. Meski dalam meraih kebaikan itu harus dihadapkan dalam berbagai ujian, dan wahyu mahkuto romo akan hadir pada diri orang yang sukses. “Kita sederhanakan saja kata wahyu itu menjadi sebuah kesuksesan yang diraih orang lain, untuk meraih sukses diperlukan perjuangan sebagaimana zaman Arjuna dalam mencari wahyu”, jelasnya. (*)

Tidak ada komentar: